Gelap
Info
Belajar Komunikasi Interpersonal Lewat Tumpeng: Cerita menyenangkan dari Ibu-Ibu PKK Desa Candi
Komunikasi bukan cuma soal bicara. Komunikasi yang baik itu butuh empati, mendengarkan, terbuka, saling menghargai, dan bisa memahami orang lain. Itulah yang disebut dengan komunikasi interpersonal—dan itu yang dilatih oleh ibu-ibu PKK Desa Candi, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, lewat cara yang unik: menghias tumpeng mini!
Masalah yang Sering Terjadi di Komunitas
Ibu-ibu PKK memang aktif berkegiatan. Tapi, di balik semangat mereka, ada tantangan yang sering muncul—seperti susah menyampaikan pendapat di forum, salah paham antaranggota, atau kebiasaan menyimpan perasaan karena sungkan. Kondisi ini bikin komunikasi jadi kurang lancar dan suasana kelompok bisa renggang.
Karena itulah, kelompok Kuliah Kerja Nyata 269 mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret Surakarta hadir membawa program pelatihan berjudul “Satu Tumpeng, Seribu Cerita”. Tujuannya adalah membantu ibu-ibu PKK mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal—bukan sekadar bisa ngomong, tapi juga bisa mendengarkan, memahami, menyampaikan pendapat dengan sopan, dan menjalin hubungan yang lebih sehat dengan orang lain.
Menghias Tumpeng: Media Belajar yang Menyenangkan
Daripada duduk serius mendengarkan teori, pelatihan ini justru mengajak peserta untuk belajar sambil praktik langsung. Ibu-ibu dibagi dalam kelompok kecil dan diminta menghias tumpeng bersama. Tapi ini bukan sekadar aktivitas dapur biasa.
Setiap ibu mendapat peran dalam tim, lalu mereka diminta bekerja sama, berdiskusi, berbagi ide, dan menyelesaikan tugas bersama. Lewat kegiatan ini, mereka belajar mengasah keterampilan interpersonal seperti:
Semua terjadi dalam suasana yang santai dan menyenangkan, tanpa tekanan.
Hasilnya Bukan Cuma Tumpeng yang Cantik, Tapi Perubahan yang Nyata
Hasil observasi sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal pada hampir semua peserta. Yang semula merasa sungkan berbicara, jadi lebih percaya diri. Yang awalnya hanya mendengar, mulai aktif menyampaikan pendapat. Dan yang dulu cenderung menahan emosi, sekarang mulai bisa menyampaikan ketidaksetujuan dengan cara yang baik.
Suasana kelompok juga berubah. Diskusi jadi lebih hidup, tidak ada lagi kelompok-kelompok kecil yang terkesan tertutup, dan semua ibu merasa dihargai.
Pelajaran Penting dari Sebuah Nasi Tumpeng
Pelatihan ini menunjukkan bahwa belajar komunikasi interpersonal tidak harus kaku. Dengan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, seperti menghias makanan, keterampilan penting seperti empati, kerja sama, dan kepercayaan diri bisa tumbuh secara alami.
Bagi komunitas lain, ini bisa jadi inspirasi. Karena keterampilan komunikasi interpersonal bukan cuma penting di organisasi, tapi juga di rumah, tempat kerja, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, kalau ingin lebih dekat dengan orang lain, ingin hubungan yang lebih sehat dan penuh pengertian—mungkin kamu perlu mulai bukan dari bicara, tapi dari kerja sama… mungkin sambil hias tumpeng juga, siapa tahu?
Hubungi Aparatur Desa Untuk mendapatkan PIN
Total Populasi Desa Candi
390 390
400 790
790
790 790
TOTAL : 790 ORANG
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Alamat | : | JL. PULUTAN - WONOSRI NO. 7 CANDI, NGOMBOL, PURWOREJO |
Desa | : | Candi |
Kecamatan | : | Ngombol |
Kabupaten | : | Purworejo |
Kodepos | : | 54172 |
Belajar Komunikasi Interpersonal Lewat Tumpeng: Cerita menyenangkan dari Ibu-Ibu PKK Desa Candi
Komunikasi bukan cuma soal bicara. Komunikasi yang baik itu butuh empati, mendengarkan, terbuka, saling menghargai, dan bisa memahami orang lain. Itulah yang disebut dengan komunikasi interpersonal—dan itu yang dilatih oleh ibu-ibu PKK Desa Candi, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, lewat cara yang unik: menghias tumpeng mini!
Masalah yang Sering Terjadi di Komunitas
Ibu-ibu PKK memang aktif berkegiatan. Tapi, di balik semangat mereka, ada tantangan yang sering muncul—seperti susah menyampaikan pendapat di forum, salah paham antaranggota, atau kebiasaan menyimpan perasaan karena sungkan. Kondisi ini bikin komunikasi jadi kurang lancar dan suasana kelompok bisa renggang.
Karena itulah, kelompok Kuliah Kerja Nyata 269 mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret Surakarta hadir membawa program pelatihan berjudul “Satu Tumpeng, Seribu Cerita”. Tujuannya adalah membantu ibu-ibu PKK mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal—bukan sekadar bisa ngomong, tapi juga bisa mendengarkan, memahami, menyampaikan pendapat dengan sopan, dan menjalin hubungan yang lebih sehat dengan orang lain.
Menghias Tumpeng: Media Belajar yang Menyenangkan
Daripada duduk serius mendengarkan teori, pelatihan ini justru mengajak peserta untuk belajar sambil praktik langsung. Ibu-ibu dibagi dalam kelompok kecil dan diminta menghias tumpeng bersama. Tapi ini bukan sekadar aktivitas dapur biasa.
Setiap ibu mendapat peran dalam tim, lalu mereka diminta bekerja sama, berdiskusi, berbagi ide, dan menyelesaikan tugas bersama. Lewat kegiatan ini, mereka belajar mengasah keterampilan interpersonal seperti:
Semua terjadi dalam suasana yang santai dan menyenangkan, tanpa tekanan.
Hasilnya Bukan Cuma Tumpeng yang Cantik, Tapi Perubahan yang Nyata
Hasil observasi sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal pada hampir semua peserta. Yang semula merasa sungkan berbicara, jadi lebih percaya diri. Yang awalnya hanya mendengar, mulai aktif menyampaikan pendapat. Dan yang dulu cenderung menahan emosi, sekarang mulai bisa menyampaikan ketidaksetujuan dengan cara yang baik.
Suasana kelompok juga berubah. Diskusi jadi lebih hidup, tidak ada lagi kelompok-kelompok kecil yang terkesan tertutup, dan semua ibu merasa dihargai.
Pelajaran Penting dari Sebuah Nasi Tumpeng
Pelatihan ini menunjukkan bahwa belajar komunikasi interpersonal tidak harus kaku. Dengan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, seperti menghias makanan, keterampilan penting seperti empati, kerja sama, dan kepercayaan diri bisa tumbuh secara alami.
Bagi komunitas lain, ini bisa jadi inspirasi. Karena keterampilan komunikasi interpersonal bukan cuma penting di organisasi, tapi juga di rumah, tempat kerja, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, kalau ingin lebih dekat dengan orang lain, ingin hubungan yang lebih sehat dan penuh pengertian—mungkin kamu perlu mulai bukan dari bicara, tapi dari kerja sama… mungkin sambil hias tumpeng juga, siapa tahu?